Lee Jong-Hyun
mempercepat laju mobil yang dikendarainya. Salah satu tangannya sibuk menelepon
sebuah nama di hpnya berulang kali. Lee
Min-Young, angkat telfonku. Bangunlah.
Lee Jong-Hyun tiba di depan apartemen Lee Min-Young.
Udara dingin jam satu pagi segera menyergap sekujur tubuhnya. Tapi bukan itu
yang membuat dingin sekujur tubuh Lee Jong-Hyun. Di pikirannya hanya satu. Yang
dikhawatirkannya hanya satu. Lee Min-Young.
“Lee Min-Young! Minyoung-ah!”
Jong-Hyun tak hentinya menggedor-gedor pintu
apartemen Min-Young.
Kenapa di saat
seperti ini aku lupa kata sandi apartemennya? Aaargh.
Pintu di hadapan Jong-Hyun pun terbuka. Berdirilah
perempuan yang sedari tadi dikhawatirkannya, menatapnya kebingungan.
“Ya, Jonghyun-ah. Jam berapa ini? Ada apa? Ah kau ini
mengganggu orang tidur saja. Kau tahu, aku baru tidur jam…”
Belum sempat Minyoung menyelesaikan kalimatnya,
Jonghyun memeluknya erat.
“Jonghyun-ah…Ada apa? Kau kenapa?”
“Minyoung-ah…”
“Ada apa? Kau membuatku takut.”
“Taeho hyung…”
Suara Jonghyun bergetar.
“Taeho hyung…”
Hanya nama Tae-Ho yang keluar dari mulut Jonghyun.
Minyoung berusaha menggabungkan potongan-potongan gambar di hadapannya saat
ini. Minyoung berharap ini adalah bagian dari mimpinya hari ini. Jonghyun tidak
sedang memeluknya, tapi ini hanyalah efek dia memeluk boneka teddy bear kesayangannya. Ini mimpi
bukan? Namun semakin Minyoung menyangkalnya, dadanya semakin terasa sesak dan
akhirnya dia menumpahkan tangisnya di pelukan Jonghyun.
“Op…oppa…oppa…OPPAAAAAA!”
***
Sebulan berlalu semenjak meninggalnya Kim Taeho dalam
sebuah kecelakaan lalu lintas. Sejak saat itu pula senyum Minyoung tak pernah
lagi terlihat di wajahnya. Apa yang bisa
kulakukan lagi jika memang semangatnya hanya ada di Taeho hyung?
Jonghyun menekan digit-digit password pintu apartemen Minyoung. Setiap sore sejak sebulan lalu,
mengunjungi Minyoung menjadi rutinitas hariannya yang tak bisa ditinggalkan.
“Minyoung-ah? Kamu dimana?”
“Di sini,” jawabnya pelan. Sepertinya di kamar.
“Ayo makan.”
Minyoung menggeleng.
“Minyoung-ah. Sedikit saja. Aku membawa chajangmyeon,
kesukaanmu.”
Minyoung
menggeleng, lagi.
“Minyoung-ah. Ayolah. Kau belum makan siang kan?
Kulihat bubur yang kukirim tadi pagi pun hanya sedikit kau sentuh. Jika terus
begini…”
“Pulanglah,” potong Minyoung.
Jonghyun terdiam.
“Mana bisa aku pulang dengan keadaanmu seperti ini?”
“Tidak ada yang menyuruhmu untuk merawatku. Tidak ada
yang menyuruhmu untuk mengkhawatirkanku. Tidak ada yang menyuruhmu untuk peduli
padaku. Pulanglah.”
“Sudah kewajibanku untuk merawatmu. Sudah kewajibanku
untuk mengkhawatirkanmu. Sudah kewajibanku untuk peduli padamu.”
Minyoung, yang sebelumnya hanya menatap kosong
selimutnya, kini menatap kedua mata Jonghyun.
“Bukan, itu bukan kewajibanmu. Itu kewajiban Taeho
oppa.”
Jonghyun kembali terdiam mendengar jawaban Minyoung.
“Itu kewajibanku, Minyoung-ah. Sejak dulu, bahkan
sebelum kamu bertemu dengan Taeho hyung. Aku yang selalu merawatmu. Aku yang
selalu mengkhawatirkanmu. Aku yang selalu peduli padamu.”
“Pulanglah...”
“Kau dulu pernah bilang padaku, di saat kalian untuk
pertama kalinya berkencan, senyum Taeho hyung adalah penyemangatmu.”
Minyoung mengangguk.
“Kau rela melakukan apapun untuk melihatnya tersenyum
bukan?”
Minyoung mengangguk lagi.
“Itulah yang kini kulakukan.”
Jonghyun bangkit, mengecup kening Minyoung.
“Senyummu adalah penyemangatku.”
Minyoung tak mampu berkata apa-apa lagi saat melihat
punggung Jonghyun pergi ke arah pintu kamarnya.
Sebelum menutup kembali pintu kamarnya, Jonghyun
berkata, “Jangan senang dulu, besok aku akan kembali. Cepat makan chajangmyeonnya
sebelum dingin. Oh ya, satu lagi. Jangan ganti password pintu apartemenmu, karena aku pasti akan mendobraknya. Kau
tak ingin dimarahi tetangga dan pemilik apartemen ini bukan?”
Jonghyun tersenyum, lalu menutup pintu kamar
Minyoung. Dan untuk pertama kalinya, Minyoung tersenyum.
“Babo,” ucapnya
lirih seraya menghapus setetes air mata yang mengalir di pipinya.
3 komentar:
“Senyummu adalah penyemangatku.”
AAAAAAAA~ meleleh aku! BAIK BANGET ITU JONGHYUN
huhuhuhu
Aku mau dong diperhatiin sama Jonghyun *brb jadi Minyoung*
hihihihi
Nice FF tarrr, so sweet! ^^
Aku tunggu karya-karyamu selanjutnya yaa :*
XOXO~
Huaaa, senangnya kalo diterima dengan baik di dunia per-fan fiction-an *alah
Makasi mbak :*
Posting Komentar