Author: Rachma Lestari
Starring: Lee Jonghyun, Jung Eunji
Genre: Romance
-chapter 1-
*Jung
Eunji*
Semoga proposal ini bisa disetujui nantinya,
batin Jung Eunji seraya mendekap erat amplop berisi surat lamaran magangnya
di Seoul Broadcasting System (SBS).
Eunji segera masuk ke dalam lift sesaat
setelah pintunya terbuka. Jarinya menekan tombol lantai 15, lantai dimana dia
akan menyerahkan amplopnya. Pintu lift
yang sempat menutup, terbuka kembali, dan seorang laki-laki masuk dengan
terburu-buru.
“Untunglah,”
ucap laki-laki itu.
Eunji
mengamatinya, lalu segera mengalihkan pandangannya saat laki-laki itu melihat
balik ke arahnya.
Sepertinya aku tahu, tapi dimana ya?
Eunji menggelengkan
kepalanya.
Mungkin sebelumnya aku pernah berpapasan
dengannya.
Laki-laki
itu menekan tombol lantai 16.
Lantai 16? Lantai apa ya? Running Man
Office!
Eunji mengamati gerak-gerik
laki-laki di sebelahnya melalui siluet yang terpampang di dinding-dinding lift.
Tuhkan,
laki-laki ini daritadi mengamatiku terus. Emang ada yang salah dengan
dandananku?
Eunji segera memeriksa lagi baju yang dipakai.
Aman, aku tidak memakai bikini kok.
Di
lantai 3, pintu lift terbuka dan
segerombolan wanita siap menyerbu masuk. Laki-laki itu mulai bergerak ke arah
Eunji dan secara tidak langsung memaksa Eunji untuk mundur hingga ke pojok lift. Laki-laki itu menunduk ke wajah
Eunji, sampai-sampai Eunji bisa merasakan tiap hembusan nafasnya. Pintu lift menutup, dan sepertinya gerombolan
wanita itu akan turun di lantai 10. Eunji melihat salah seorang dari mereka
memencet tombol lantai 10.
Laki-laki
di hadapan Eunji tampak insecure.
Bahkan menurut Eunji, jika laki-laki itu bisa menghilangkan wajahnya, mungkin
dia sudah melakukannya dari tadi. Dia sangat menunduk ke bawah, ke arah Eunji
lebih tepatnya, hingga anak rambut mereka bertemu.
Ting.
Lantai 10 dan akhirnya gerombolan wanita itu pergi. Laki-laki itu mulai menjauh dari Eunji.
“Mianhamnida,” ucap laki-laki itu pada Eunji.
Eunji
tanpa sadar mengangguk dan melongo melihat laki-laki di depannya. Kini Eunji
dapat lebih jelas melihatnya. Tingginya mungkin sekitar 180cm, kulitnya putih,
dan rambutnya berwarna cokelat. Kantong
matanya terlihat jelas, tanda bahwa laki-laki ini jarang tidur.
Aku yakin aku sangat sering melihat
laki-laki ini. Tapi dimana ya? Ah, ingatanku sangat buruk ternyata.
Ting.
Pintu lift terbuka di lantai 15. Laki-laki itu mengernyitkan dahinya.
Eunji masih terus menatap laki-laki itu, tapi tatapannya kosong karena
pikirannya sibuk menerawang, mengingat-ingat dan mengutuk betapa buruk
ingatannya.
Pintu
lift tertutup dan lift melanjutkan perjalanannya ke lantai
16.
“Bukankah seharusnya kamu turun di lantai 15?”
Suara laki-laki itu menyadarkan Eunji dari lamunannya. Reflek, Eunji menepuk dahinya.
“Ah, bodohnya aku.”
Diliriknya lagi laki-laki itu, tapi Eunji segera membuang muka karena terlalu malu.
Ting.
“Aku
turun dulu ya. Sebaiknya kamu juga turun di lantai ini lalu ke lantai 15
melalui tangga. Menurutku lebih cepat,” ucapnya.
Eunji
mengangguk dan mengikuti langkahnya keluar lift.
Eunji sempat membungkukkan badannya ke arah laki-laki itu sebelum mereka
berpisah di persimpangan koridor.
“Ya, jonghyun-ah! Kau lama sekali.”
Sebuah suara terdengar di belakang punggung Eunji.
Jonghyun? Lee Jonghyun CNBLUE?
Eunji menepuk dahinya.
Aish, aku tidak akan menceritakannya pada unni. Dia pasti akan memarahiku karna tidak meminta tanda tangan idolanya itu. Pantas aku merasa sering melihat laki-laki itu. Ya, melihatnya di dinding kamar kakakku.
Saat tiba di pintu lantai 15, Eunji merasakan ada yang hilang dari dekapannya. Amplopnya!
“Kurasa kamu tidak sengaja menjatuhkan ini tadi, Eunji-ssi.”
Eunji berbalik, dan Jonghyun tersenyum padanya.
“Ini,” ucapnya seraya menyerahkan amplopnya. Jari mereka bersentuhan.
Deg.
***
*Lee
Jonghyun*
“Iya,
ini aku sudah di lobby. Ah, hyung. Jangan cerewet, aku akan tiba di
sana dalam waktu 5 menit. Lantai 16 kan?”
Lee
Jonghyun berlari melintasi lobby SBS.
Hari ini dia akan bertemu PD Running Man, briefing
untuk shooting besok pagi.
Kebetulan dia dan Yonghwa diminta untuk menjadi bintang tamunya. Dilihatnya
pintu lift akan segera menutup,
segera saja dia berlari lebih cepat dan segera menekan tombol buka. Untung saja
pintu lift itu kembali terbuka.
Dilihatnya, hanya ada satu perempuan di dalamnya.
Jonghyun
berdiri tepat di sebelah perempuan itu. Perempuan itu cukup tinggi, rambutnya
panjang sebahu, dan poninya mengingatkan Jonghyun pada tokoh kartun Dora.
Jonghyun reflek tersenyum saat Dora melintas begitu saja di pikirannya.
Jonghyun
melihat perempuan itu lagi.
Perempuan ini pura-pura tidak mengenalku,
atau memang dia tidak mengenalku? Setiap orang yang bertemu denganku pasti
setidaknya ingin bersalaman denganku atau meminta tanda tangan. Tapi, perempuan
ini tidak melakukan apa-apa.
Jonghyun berdehem, mencoba
menarik perhatian perempuan di sebelahnya. Berhasil, tapi hanya untuk sesaat
karena perempuan itu kembali mengalihkan pandangannya ke depan.
Sungguh? Dia mencampakkanku?
Pintu lift terbuka di lantai 3. Jonghyun melihat segerombolan wanita akan
menyerbunya. Emh, masuk ke dalam lift maksudnya.
Tapi, Jonghyun sedang sendiri, tidak bersama manajer atau anak CN BLUE lainnya.
Bisa gawat ini.
Jonghyun
mendekat ke arah perempuan berponi dora di sebelahnya, menundukkan kepalanya.
Andai aku bisa menghilangkan wajahku saat
ini.
Sesekali matanya melirik ke
kanan dan kiri, mengawasi apakah ada salah satu dari wanita itu akan
mengenalinya. Perempuan di hadapannya sedikit terkejut dengan sikap Jonghyun.
Jonghyun dapat merasakan bahwa perempuan itu semakin mempererat pelukannya di amplopnya.
Jonghyun semakin mendekatkan tubuhnya ke perempuan itu. Dia bisa merasakan poni
doranya, dan Jonghyun lagi-lagi tersenyum saat nama Dora melintas.
Ting.
Lantai
10 dan akhirnya gerombolan wanita itu keluar. Jonghyun segera menjauh dari
perempuan itu.
“Mianhamnida,”
ucap Jonghyun meminta maaf.
Perempuan
itu hanya mengangguk, lalu menatap Jonghyun. Jonghyun sempat grogi dilihat
secara frontal seperti itu, tapi di akhir Jonghyun sadar bahwa perempuan itu
hanya melamun dan pandangannya tepat ea rah Jonghyun.
Perempuan ini benar-benar tidak mengenalku.
Hebat. Apa dia tidak mempunyai tv? Tidak mempunyai koneksi internet? Apakah
tempat tinggalnya jauh dari keramaian?
Ting.
Pintu lift terbuka di lantai 15. Perempuan itu tidak berkutik, tak
menunjukkan tanda-tanda akan turun di lantai ini.
Seingatku dia yang memencet lantai 15.
Pintu lift menutup kembali dan melanjutkan perjalanannya ke lantai 16.
“Bukankah
seharusnya kamu turun di lantai 15?” tanya Jonghyun akhirnya, tak tahan dengan
keanehan perempuan Dora ini. (Jonghyun akhirnya menjulukinya Dora).
Dora
seperti tersadar dengan suara Jonghyun, lalu menepuk dahinya.
“Ah,
bodohnya aku,” ucap Dora.
Ting.
Pintu lift terbuka di lantai 16.
“Aku
turun dulu ya. Sebaiknya kamu juga turun di lantai ini lalu ke lantai 15
melalui tangga. Menurutku lebih cepat,” ucap Jonghyun.
Dora
hanya mengangguk dan mengikuti langkah Jonghyun keluar dari lift. Mereka pun berpisah di
persimpangan koridor, Jonghyun menuju pintu office
dan Dora menuju pintu darurat tangga.
“Ya,
Jonghyun-ah! Kau lama sekali,” ucap Yonghwa saat menyambutnya di depan pintu.
Jonghyun
hanya terkekeh.
“Maaf,
hyung.”
“Ayo.
PD sudah menunggu kita,” ajak Yonghwa.
Jonghyun
mengangguk.
Namun
langkah Jonghyun terhenti saat melihat sebuah amplop terjatuh di dekatnya.
Diraihnya amplop tersebut, dan tampak jelas nama asli Dora. JUNG EUNJI.
Nama yang bagus.
Jonghyun
berlari menuju tangga darurat untuk mengejar Eunji. Senyumnya mengembang ketika
melihat punggung Eunji.
“Kurasa
kamu tidak sengaja menjatuhkan ini tadi, Eunji-ssi.”
Tangan
Jonghyun yang memegang amplop terulur di depan Eunji. Eunji mengambil amplop
itu dari tangan Jonghyun.
Deg.
Jari
mereka bersentuhan.
Deg.
Dan
waktu pun seakan berhenti di dunia Jonghyun dan Eunji.
-to be continued-
0 komentar:
Posting Komentar